MIMPI MIMPI HUJAN
Tak usah menikam rasa
Dan sembunyikan nafasmu
Kita bisa bersuara
tetes air pertama
Pintu itu masih terbuka, di dalamnya terdapat ranjang berteman kasur kapuk tipis yang lusuh. Kipas angin plastik yang digantung di langit-langit berwarna hijau, mengeluarkan bunyi derik-derik aneh yang menjengkelkan. Dinding kamar yang dicat juga dengan warna hijau, sudah tak keruan bentuknya. Catnya sudah mengelupas. Dinding terlihat lembab. Poster antah berantah menumpang tempel bagai parasit yang memang merusak pandangan. Bahkan jika dipandang sebagai suatu hal yang berdiri sendiri, poster-poster itu memang kacangan, baik dari segi bahan, maupun gambar di dalamnya. Tim sepakbola kebanggaan dari piala dunia 2002 masih mejeng dengan gaya andalan sebelum bertanding, ada juga gambar grup musik yang memakai topeng-topeng seram, ditambah dengan kalender dari sebuah majalah pria, dengan model yang pastinya wanita, giginya sudah di spidol hitam, kepala sudah diberi tanduk, dan diberi titik hitam serupa puting. Kamar itu masih berbau pengap, asap rokok yang meninggalkan bau di dinding kamar bercampur dengan asap obat nyamuk. Abu obat nyamuk nya masih terlihat di bawah meja tulis. Di seantero kamar seluas tiga kali tiga meter itu, terdapat benda-benda penting seperti mini compo jadul pol yang sudah ompong, tapi nampaknya masih berfungsi, lalu seonggok laptop yang dari ujudnya bisa diperkirakan dari zaman batu, plus kulkas mini yang ditempeli huruf SCRABBLE membentuk kata-kata KALO DIBUKA JADI AC. Heh, idiot.
Pertanyaannya adalah: “Siapa yang tinggal di kamar ini?”
Kamar ini adalah kamar Furan. Who the fuck is Furan??