DI LUAR PINTU
Panggil aku Dina. Saat ini aku dalam perjalanan menuju kantor pos untuk mengirimkan paket yang ditunggu Kyan tapi tiba-tiba saja aku merasa agak pusing. Matahari sedang terik-teriknya di atas sana, mungkin ia sedang bermain-main dengan kita penghuni bumi ini. Atau bisa saja ternyata pernah ada seorang anak bodoh yang mencoba menyiksa seekor semut dengan kaca pembesar.
Mengumpulkan titik panas di kepala semut itu. Mencoba melihat apakah semut itu akan meregang nyawa, dan dengan sembunyi-sembunyi menikmatinya. Dan mungkin ada sebagian dari anak itu yang merasuk pada kita semua. Lalu sang semut yang telah tewas itu mempunyai permintaan terakhir yang nampaknya dikabulkan Yang Kuasa. Panas matahari itu kini menyengat kepala kita semua.
Kyan bodoh. Dia pernah datang ke rumahku untuk menawarkan kue buatannya. Hatinya memang baik. Tapi sayang dia bodoh. Aku tak pernah menyukainya hanya karena ia pandai memasak kue. Meskipun hampir seluruh peralatan dan genteng yang rusak sudah menerima sentuhan ajaibnya, Kyan tetap Kyan. Ia bodoh karena entah mengapa aku tak pernah bisa mencintainya.