Dalam diam kutitipkan semua tanya tentangmu
Menginginkan yang terbaik selalu untuk dirimu
Hanya cinta, hanya rasa yang akan sanggup bertahan
Sampai kapan kauharapkan yang lalu akan kembali?
Reff:
Merindukah engkau untuk ada dan kembali di pelukku?
Menginginkan engkau mengakhiri kembara hati kau jalani
Dan lepaskan segala sesal, dan kuingin bersamamu
Dalam hujan, dalam awan ku merasakan dirimu
Dan benarkah ada cinta masih tersisa untukku?
Dan benarkah ada cinta di dalam hati kecilmu …
Aku terbangun dari tidurku yang tak pulas. Memimpikan sesuatu yang aneh semalam. Dalam mimpi tersebut, aku berdiri di atas sebuah puncak gunung, memandang ke bawah, memandang bunga yang ada di dekat kakiku. Aku ingin memetik bunga itu. Aku ingin menggenggam bunga itu. Aku ingin mencium wangi bunga itu dan membawanya pulang. Tapi jangankan untuk melakukan itu semua. Hanya menekukkan lutut dan berada lebih dekat saja aku tak sanggup. Aku tak bisa. Sekuat-kuat inginku. Sebesar apapun tekadku. Aku tak bisa.
Dan lalu aku terbangun, jendela kamarku sudah terbuka, menghembuskan angin pagi dan udara segar ke dalam kamar. Menyeruakkan dingin yang menggigil ke seluruh tubuhku. Aku melihat jam wekerku, 5.30 pagi. Ah mungkin, dia datang lagi tadi ketika aku tertidur. Tiba-tiba seekor burung gereja hinggap di jendelaku. Dan seekor lagi. Seakan menyapaku, memberikan salam selamat pagi dunia. Satu burung menjejak terbang, yang tertinggal pun terbang mengejar. Rasa sakit tiba-tiba menyesak hatiku. “Apakah bila aku punya sayap, aku akan dapat mengejarmu?” Rindu ini terlalu nyata, Raine.
Mimpi yang tak bisa kuartikan. Pagi yang terlalu indah.
Dan tiba-tiba aku tersadar, aku masih menginginkanmu.